2.1
PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD
Aktiva
Tetap Tak Berwujud yang bahas Inggrisnya Intangible Asset merupakan aktiva
tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan
kontribusi nyata bagi perusahaan.
Syarat aktiva tetap tidak berwujud, adanya :
1.
Keteridentifikasian
2.
Pengendalian
sumber daya
3.
Manfaat
ekonomis dimasa depan
Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka pengeluaran untuk memperoleh/
menciptakan sendiri aktiva, diperlakukan sebagai
Beban pada saat terjadinya
Aktiva
Tak Berwujud Mempunyai Karakteristik Penting, Yaitu :
1.
Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak
seperti aktiva berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan, aktiva tak
berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang
diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.
2.
Bukan merupakan instrument keuangan,
aktiva seperti deposito bank, piutang usaha, dan investasi jangka panjang dalam
obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak
diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrument keuangan
dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di
masa depan.
3.
Bersifat jangka panjang dan menjadi
subjek amortisasi, Aktiva tak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun
tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya dibebankan pada periode masa
mendatang melalui beban amortisasi periodik.
Klasifikasi Aktiva Tak
Berwujud :
- Cara akuisisi ( manner of
acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membelinya
dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain.
Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara
membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek
dagang.
- Dapat diidentifikasi (
identifiability ). Beberapa kativa tak berwujud dapat diidentifikasi
secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang
, dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi
nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya.
Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor
seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari
kepemilikan khusus.
- Dapat dipertukarkan (
exchangeability ). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi dapat
dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan. Contohnya
termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya,
yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga .
Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya
organisasi ini secara terpisah ( terlepas dari perusahaanya ).
Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud yang tidak dapat
diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan
memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya
dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara
simultan.
- Periode manfaat yang diharapkan (
period of expected benefit ). Beberapa aktiva tak berwujud, seperti biaya
organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan dalam
jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur
hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan
dalam kontrak lease.
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur
akuntansi serupa yang diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti
properti, pabrik dan peralatan yaitu :
1.
Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
2.
Selama periode penggunaan, menerapkan
prinsip penandingan.
3.
Pada disposisi, menerapkan prinsip
pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan
selisih antara pertimbangan yang diterima.
Mencatat Biaya
Pembelian Aktiva Tak Berwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat
diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli,
biaya transfer dan hukum, dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan
akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya pasar saat ini dari semua penukar yang
diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana yang lebih dapat ditentukan.
Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis
aktiva tak berwujud
Cara Akuisisi
|
Jenis
|
Pembelian
|
Dibuat secara
internal
|
1. Aktiva tak Berwujud yang dapat diidentifikasi
secara terpisah ( hak paten, merek dagang, dan biaya organisasi )
|
1.Di kapaitalisasikan pada biaya akuisisi.
2. Diamortisasi selama umur hukum atau estimasi masa manfaat mana yang
lebih singkat dengan umur maksimum 40 tahun
|
1. Dibebankan atau dikapitalisasi tergantung pada aktiva tak berwujud
tertentu.
2. Jika dikapitalisasi, akan di amortisasi sebagai aktiva tak berwujud
yang dibeli.
|
2.Aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara terpisah (
goodwill )
|
|
1. Dibebankan pada saat terjadinya.
2. Tidak tersedia pilihan untuk pengkapitalisasian, sehingga tidak akan
ada amortisasi
|
Mencatat Biaya Aktiva
Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.
Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten.
Hanya biaya yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva
tak berwujud tersebut hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan
telah mengeluarkan biaya penelitian yang sangat besar untuk membentuk hal yang
dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan paten tersebut yang
dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang dikapitalisasi
untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak
mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud
yang dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya.
Amortisasi Biaya
Aktiva Tak Berwujud
Beberapa fakor yang
harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud :
1.
Ketentuan hukum, peraturan, atau
kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat maksimum.
2.
Ketentuan untuk pembaruan ( renewal )
atau perpanjangan ( extension ) yang dpat mengubah batas umur masa manfaat
aktiva tersebut.
3.
Pengaruh keusangan, permintaan, dan
factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur manfaat.
4.
Perkiraan umur pelayanan ( service life
) dari seorang atau kelompok pegawai.
5.
Tindakan yang diharapkan dilakukan
pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi keunggulan kompetitif yang sudah
ada.
6.
Umur manfaat yang tidak terbatas dan
masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan dengan layak.
7.
Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri
dari berbagai factor individual dengan umur manfaat efektif yang bervariasi.
Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai
residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur
manfaat yang dapat ditentukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus
diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan
dari penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari
nilai buku yang belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke
nilai wajarnya. Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara
nilai buku dan nilai wajar. Nilai buku aktiva yang telah direvisi akan
diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi periode
amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.
Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan,
biaya yang belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau
kerugian pelepasan diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama
dengan perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.
Sifat Aktiva Tak Berwujud, adalah :
1.
Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
2.
Tidak mempunyai bentuk, sehingga tidak bisa dipegang/diraba atau dilihat
3.
Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup
material
Contoh
Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset) Berikut adalah contoh-contoh
Aktiva Tetap Tak Berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha dan dapat
dipertukarkan :
1.
Hak Sewa (Lease Hold)
Adalah hak yang
diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa
mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat
pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud)
karena hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata
lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan
memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa
yang akan datang. Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan
hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu
tahun buku. Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat
memilah-milah atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak
berwujud atau sebagai biaya sewa.
Contoh Kasus :
Tempat Usaha (Tanah dan
Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara menyewa selama 30 Tahun,
dengan membayar sebesar Rp 750,000,000,-. Dalam perjalanan usahanya PT. Royal
Bali Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up disewa Rp 150,000/hari.
Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah
disebutkan sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali
Cemerlang hendaknya diperlakukan sebagai berikut :
Pencatatan : Atas sewa
tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud :
Lease Hold = Rp
750,000,000,-
Kas Rp 675,000,000.-
PPh Pasal 4(2) Rp 75,000,000,-
Pada saat penyetoran
PPh Pasal 4(2) :
PPh Pasal 4(2) Rp
75,000,000,-
Kas Rp 75,000,000,-
2.
Organization Cost.
Adalah pengeluaran-pengeluaran
perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi,
contohnya : pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan
aktiva tak berwujud, karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan
memperoleh manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama
perusahaan masih beroperasi.
3.
Perijinan (Permit & Licences)
Periijinan adalah hak perusahaan yang
diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu
ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut
harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas
tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30
tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai
aktiva tetap tak berwujud.
4.
Hak Patent
Hak Patent adalah hak yang diperoleh
atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas penemuan tersebut, penemu akan
memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang.
Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau
system, atau cara tertentu.
5.
Merk Dagang (Trade Mark)
Merk Dagang (Trade Mark) yang biasa
disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas suatu merk komersial tertentu. Hak
ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau kombinasinya, yang mewakili
suatu organisasi/perusahaan tertentu.
6.
Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright adalah hak yang berikan atas
suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu,
notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright
meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.
7.
Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk
melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti
pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha
tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.
8.
Goodwill
Adalah
kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang
oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan
tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus,
menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya
strategis, dan lain-lain.
Catatan
penting : Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu
transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh
pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan,
bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuisisi.
Perlakuan
Akuntansi Aktiva Tetap Tak Berwujud
Pada dasarnya
permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama
saja dengan aktiva tetap berwujud, yaitu :
1.
Perolehan (Acquisition Cost)
Sama
halnya dengan Tangible Asset, Perolehan atas Intangible Asset juga dicatat
sebesar nilai faktur ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang
menyertainya.Pengeluaran-Pengeluaran setelah perolehan (Expenditures) Jika
terjadi pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan, maka konsep kapitalisasi
maupun pembebanannya sama saja dengan tangible asset (aktiva tetap berwujud).
2.
Amortisasi (Amortization)
Amortisasi
adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha (biaya), yang pada aktiva
tetap dikenal dengan depresiasi (penyusutan). Penghitungan maupun pencatatan
atas amortisasi sama saja dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas
penyusutan aktiva tetap berwujud.
Hal
penting yang perlu diketahui :
Amortisasi
kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang digolongkan ke dalam harga pokok produksi,
kecuali merk dagang yang memang digolongkan ke dalam kelompok harga pokok
penjualan. Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus
saja, karena pada dasarnya intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada
hubungannya dengan output produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
3.
Pelaporan (disclosure)
Intangible
asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi akumulasi
amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah dimnculkan di dalam neraca.
Khusus mengenai Perlakuan Goodwill, lebih jauh dan lebih detail lagi dapat di
baca di artikel lain: perlakuan goodwill,disana dilengkapi dengan jurnal dan
contoh kasusnya.
Penyajian Dalam Laporan
Keuangan
Pada
umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan sumber alam, tetapi aktiva
tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap. Pelaporan harus cukup
jelas dan bila mana perlu diberi catatan tambahan, baik dalam laporan itu
sendiri ataupun dalam catatan atas laporan keuangan. Selain itu, metoda depresiasi
atau amortisasi yang digunakan juga harus dijelaskan dan jumlah depresiasi atau
amortisasi untuk tahun yang bersangkutan juga disebutkan. Contoh penyajian
aktiva tetap, sumber alam dan aktiva tak berujud dalam neraca adalah sebagai
berikut:
PT.
SUPERMAN
Neraca sebagian
Aktiva
Tetap
Tambang
batu bara, atas dasar
Harga perolehan, dikurangi
deplesi
…… Rp
95.400.000
Gedung
dan peralatan, atas
Dasar harga perolehan
……….. Rp 2.207.100.000
Kurangi:
Akumulasi
depresiasi 1.229.000.000
987.100.000
Jumlah aktiva tetap
……………. Rp
1.073.500.000
Aktiva
tak berujud
Hak Paten
…………………………
410.000.000
Jumlah
……………………………..
Rp 1.483.500.000
|