Makalah
ANALISIS BREAK EVEN
POINT
NURCHALIS
1215020076
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SERAMBI
MEKKAH
BANDA ACEH
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,penulis dapat
menyelesaikan makalah materi mata kuliah Pengantar Bisnis yang berjudul “BREAK
EVEN POINT” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi uraian
mengenai Break Even Point mulai dari Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
,Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas), Cara Menentukan Break Even Point (BEP)/Titik
Impas,dan Keterbatasan Analisis Break Even Point. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah
Pengantar Bisnis,dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan
kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga
penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan
informasi mengenai “ BREAK EVEN POINT”bagi para pembaca.
Kami menyadari jika dalam
menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan
hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna kesempurnaan tugas
makalah ini. Demikian makalah ini kami susun,apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga bermanfaat. Termakasih .
Penulis,
NURCHALIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebelum memproduksi suatu produk,
perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan.
Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produsi, maka
dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa
penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu
menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang
diinginkan.
Hal tersebut dikarenakan biaya
produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula
sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui
jumlah barang dan jumlah harga yang pada penjualan. Analisis break even point
sering digunakan dalam hal yang lainmisalnya dalam analisis laporan keuangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)?
2. Bagaimanakah Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik
Impas) ?
3. Bagaimanakah Cara Menentukan Break Even Point (BEP) /
Titik Impas ?
4. Bagaimana Keterbatasan Analisis Break Even Point ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan
dari penulisan adalah sebagai berikut :
1. Memahami Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas).
2. Memahami Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik
Impas).
3. Memahami Cara Menentukan Break Even Point (BEP).
4. Memahami Keterbatasan
Analisis Break Even Point.
1.4 MANFAAT
Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca bisa
mengetahui dan menambah wawasan pembaca yang menegenai materi yang telah
dibuat. Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan dapat menambah pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Break Even Point (BEP) dapat
diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan
kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal
tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya
tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan
sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan
memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan
biaya tetap yang harus di keluarkan.
Analisis Break even secara umum
dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara
volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada
level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm
mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh
keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah
berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
D. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual,
biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
2.2 Jenis Biaya
Berdasarkan Break Even (Titik Impas).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis
biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana
perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya
variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau
variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya
yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan
dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan
konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga.
Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan
jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang
disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales
expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 43
salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan
naik pada level yang lebih tinggi.
2.3 Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik
Impas
• Mathematical Approach
BEP-Rupiah = Total Fixed Cost x Harga jual / unit
Harga jual per unit - variable cost
BEP-Unit = Fixed Cost
Harga Jual –
Variabel Cost
BEP untuk produk ganda = FC/ [(1-v/c)xWi]
Keterangan :
Biaya Tetap(FC) adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun
usaha anda tidak sedang berproduksi seperti biaya gaji karyawan, biaya
penyusutan peratalan usaha, biaya asuransi. Dll.
Biaya Variable (VC) adalah biaya yang jumlahnya akan
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah produksi. Misalnya bahan baku,
bahan bakar, biaya listrik dll.
Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang
dihasilkan.
Biaya Variable per unit adalah total biaya variable dibagi
dengan jumlah unit yang di produksi atau dengan kata lain biaya rata-rata per
unit.
Margin Kontribusi per unit adalah selisih harga jual per
unit dengan biaya variable per unit.
Wi: presentasi dari total penjualan (Rp) tiap produk,
disebut bobot kontribusi margin.
1. Contoh 1
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-
Variable cost
Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp.
20.000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah
BEP =
Fixed Cost
Harga Jual – Variabel Cost
BEP = Rp.500.000
20.000 – 10.000
= 50 unit
Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu
agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 51, maka toko itu mulai
memperoleh keuntungan.
Contoh BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu
diterima agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
__________________________________ x
Harga jual / unit
Harga jual per unit - variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang
penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.500.00
x Rp.20.000 = Rp.1.000.000,
20.000 – 10.000
2. Contoh 2
Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Maju” memiliki
data-data biaya dan rencana produksi seperti berikut ini :
a. Biaya Tetap
sebulan adalah sebesar Rp.140juta yaitu terdiri dari :
biaya gaji pegawai + pemilik = Rp.75,000,000
biaya penyusutan mobil kijang = Rp. 1,500,000
biaya asuransi kesehatan = Rp.15,000,000
biaya sewa gedung kantor = Rp.18,500,000
biaya sewa pabrik = Rp.30,000,000
b. Biaya
variable per unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :
biaya bahan baku = Rp.35,000
biaya tenaga kerja
langsung = Rp.25,000
biaya lain =
Rp.15,000
c. Harga Jual
per Unit Rp.95,000.
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut
baik dalam unit maupun dalam rupiah :
BEP unit adalah
= Biaya Tetap / (harga per unit – biaya variable per unit)
= Rp.140juta / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.140juta / Rp.20,000
= 7,000 unit
BEP Rupiah adalah
= Total Fixed Cost x Harga jual / unit
Harga
jual per unit - variable cost
=Rp.140 juta x Rp. 95.000
Rp.95.000 –
Rp.75.000
= Rp.140 juta x Rp. 95.000
Rp. 20.000
= Rp 665.000.000
Penjelasan perhitungan BEP :
Untuk dapat beroperasi dalam kondisi BEP yaitu laba nol,
perusahaan Usaha Maju harus dapat
menghasilkan produk sebanyak 7,000 unit dengan harga Rp.95,000 unit, maka
jumlah penjualannya akan menjadi Rp.665.000.000
Aplikasi BEP untuk penghitungan target laba.
Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP,
maka anda sebagai manager atau pemilik Usaha Maju Terus akan dapat menghitung
berapa minimal penjualan untuk mendapatkan laba yang anda targetkan, yaitu
dengan cara menambahkan laba yang ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang
anda miliki.
Misalkan target laba anda sebulan adalah Rp.75 juta, maka
minimal penjualan yang anda harus capai adalah sebagai berikut :
BEP – Laba =
(Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per unit – Biaya Variable/ unit)
= (Rp.140juta + Rp.75juta) / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.215juta / Rp.20,000
= 10,750 unit
Mari kita buktikan perhitungan tersebut diatas, apakah benar
dengan menjual sebanyak 10,750 unit Usaha Maju Terus akan mendapatkan laba
sebesar Rp.75,000,000.
A . Penjualan Rp.1.021.250.000
B. Dikurangi:
1. biaya tetap
Rp. 140.000.000
2. biaya variabel (10.750xRp.75.000)
Rp. 806.250.000
Total biaya
Rp. 946250000
C. Laba/Rugi
Rp. 75.000.000
Kesimpulan : Terbukti.
• Graphical Approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan
antara garis total revenue dan garis total cost.
2.4 Keterbatasan
Analisis Break Even Point
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik
break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at
dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik
turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam
kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis
perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu,
yaitu:
• Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of
out put tertentu
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 45
• Variabel cost
dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
• Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
• Sales mix adalah konstan
Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT
(BEP) akan bergeser atau berubah apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya
kapasitas produksi, dimana
perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya,
meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP
akan bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit,
dimana perubahan ini akan
menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per
unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit
Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total
revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama
walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam
produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain
(sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan
20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik
atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan
dan tidak menderita kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk
mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan
mencapai laba tertentu.
Analisis Break Even Point secara
umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara
volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada
level penjulalan tertentu.
Analisis break even dapat
dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama
periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga
jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan
mempengaruhi titik break even.
B. Saran
Apabila suatu perusahaan
memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan
antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Karena
keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah
konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik
break even.
Jadi,Tujuan dari analisis break
event point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi
berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.
Demikianlah makalah yang kami
buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang
ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat
kesalahan kami mohon dapat memaafkan dan memakluminya, TERIMAKASIH.
DAFTAR PUSTAKA
Amelncakia.2013. Manfaat analisis break even point. Tersedia
pada: blogspot.com. Diakses pada 04
November 2014 pukul 20.00
Elearning.2012.jenis biaya berdasarkan break even
point.Tersedia pada:gunadarma.com. Diakses pada 04 November 2014
Shelmi.2009. Cara menentukan break even point. Tersedia
pada: wordprees.com. Diakses pada 04 November 2014
Arintazman.2012. Keterbatasan analisis break even point.
Tersedia pada: blogspot.com. Diakses
pada 04 November 2014 pukul 20.00
0 komentar:
Post a Comment